Kamis, 24 Maret 2011

AGAMA ISLAM (kelas XI)

TOBAT DAN RAJA’

tobat.jpgTahukah kamu bahwa manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian sesudahnya adalah perhitungan amal (hisab). Kelak ada manusia yang beruntung dan tempat kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula manusai yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.

Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkanbekal untuk hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti berotbat, raja’ (menunjukkan sikap menghara keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri. Bab ini secara khusus akan membahas sifat-sifat terpuji tersebut.

A. Bertobat lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)

Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya (keterangan selanjutnya lihat QS An Nur ; 31, Ali Imran : 90, An Nisa : 110, Al Maidah : 34 dan At Tahrim : 8)

Hadis nabi Muhammad SAW yang artinya : “Sesungguhnya Allah menerimatobat hambanya selagi ia belum tercungak-cungak hendak mati (nyawanya berbalik-balik dikerongkongan).” (HR Ahmad)

1. Kesalahan atau kekhilafan yang dilakukan terhadap orang lain, diantaranya seperti hal-hal berikut.

1. Tidak memuliakan anak yatim piatu, tidak menganjurkan dan memberi makan orang miskin, memakan harta dengan mencampuradukkan yang hak dengan yang bathil dan mencintai harta yang berlebihan (lihat QS Al Fajr: 15-20)
2. Bakhil, merasa tidak cukup dan mendustakan pahala yang baik (lihat QS Al Lail : 1-13)
3. Mengumpat, mencela, prasangka dan olok-olok (lihat QS Al humazah : 1, dan Al Hujurat : 11-13)
4. Tidak melaksanakan rukun Islam, terutama mendirikan salat

2. Ada beberapa kriteria orang yang bertaubat.

1. Orang yang bertaubat sesudah melakukan kesalahan. Orang ini diampuni dosanya. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya :“Selain orang-orang yang tobat sesudah berbuat kesalahan dan mengadakan perbaikan, sesungguhnya Allah maha pengampun dan maha penyayang.” (QS Ali Imran : 89)

1. Tobat seseorang ketika hampir mati atau sekarat. Tobat semacam ini sudah tidak dapat diterima lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal dan setelah kepada seorang diantara mereka, (barulah) ia mengatakan : Sesungguhnya saya bertobat sekarang. Dan tidak pula (diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan siksaan yang pedih.” (QS An Nisa : 18

1. Tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya. Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi (lihat Al Qur’an aurah At Tahrim : 8)

Tobat nasuha dapat dilakukan degan prose sebagai berikut.

1) Segera mohon ampun dan meminta tolong hanya kepada Allah (QS An Nahl : 53)

2) Meminta perlindungan dari perbuatan setan atau iblisdan ari kejahatan makhluk lainnya. (QS An Nas : 1-6, Al Falaq : 1-5, dan An Nahl : 98)

3) Bersegera berbuat baik atau mengadakan perbaikan, dengan sungguh-sungguh, sesuai keadaan, tidak melampaui batas, dan hasilnya tidak boleh diminta segera (QS Al A’raf : 35, Hud : 112, Al Isra’ : 17-19, Al Anbiya : 90&37, Az Zumar : 39) serta sadar karena tidak semua keinginan dapat dicapai. (QS An Najm : 24-25)

4) Menggunakan akal dengan sebaik-baiknya agar tak dimurkai Allah (QS Yunus : 100) dan menggunakan pengetahuan tanpa mengikuti nafsu yang buruk (QS Hud : 46 dan Ar Rum : 29) serta selalu membaca ayat-ayat alam semesta Al Qur’an (QS Ali Imran : 190-191), mendengarkan perkataan lalu memilih yang terbaik (QS Az Zumar : 18), dan bertanya kepada yang berpengetahuan jika tidak tahu (QS An Nahl : 43)

5) Bersabar (QS Al Baqarah : 155-157) karena kalau tidak sabar orang beriman dan bertakwa tidak akan mendapat pahala (QS Al Qasas : 30)

6) Melakukan salat untuk mencegah perbuatan keji dan munkar (QS Al Ankabut : 45) dan bertebaran di muka bumi setelah selesai salat untuk mencari karunia Allah dengan selalu mengingatnya agar beruntung (QS Al Jumuah : 9-10)

7) Terus menerus berbuat baik agar terus menerus diberi hikmah (QS Yusuf : 22, Al Qasas : 4, Al Furqan : 69-71, At Taubah : 11 dan Al mukmin : 7)

Untuk bisa dinyatakan sebagai tobat nasuha, seseorang harus memenuhi tiga syarat sebagai berikut.

1) Harus menghentikan perbuatan dosanya

2) Harus menyesalai perbuatannya

3) Niat bersungguh-sungguh tidak akan mengulangi perbuatan dosa itu lagi. Dan mengganti dengan perbuatan yang baik, dan apabila ada hubungan dengan hak-hak orang lain, maka ia harus meminta maaf dan mengembalikan hak pada orang tersebut

B. Mengharap Keridhaan Allah

Jalan yang hak dalam menggapai ridha Allah melalui orang tua adalah birul walidain. Birul walidain atau berbakti kepada kedua orang tuamerupakan salah satu masalah yang penting dalam Islam. Di dalam Al Qur’an, setelah memerintahklan manusia untuk bertauhid kepadanya Allah SWT memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua. Dalam surah Al Isra : 23-24 Allah berfirman lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : (23) Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu dan bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam peliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka ucapan yang mulia. (24) Dan hendaklah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai tuhanku, kasihilah mereka berdua sebagai mana mereka berdua telah mendidik aku sewaktu kecil.” (QS Al Isra : 23-24)

Keutamaan berbakti kepada orang tua dan pahalanya apabila kita melaksanakannya.

1. Berbakti kepada kedua orang tua adalah amal yang paling utama. Hadis nabi Muhammad SAW dari Abu Abdirrahman Abdullah bin Mas’ud, “Aku bertanya kepada Nabi SAW tenatang amal yang paling utama dan dicintai Allah. Nabi SAW menjawab, pertama salat pada waktunya (dalam riwayat lain disebutkan salat diawal waktunya), kedua berbakti kepada orang tua, dan ketiga jihad di jalan Allah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dengan demikian jika ingin berbuat kebajikan harus didahulukan amal-amal yang paling utama diantaranya adalah birrul walidain (berbakti kepada orang tua)

2. Rida Allah tergantung keridhaan orang tua. Ini tertuang dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhari dari Abadul Mufrad, Ibnu hibban, Ahkim dan At Tarmidzi

3. Berbakti kepada kedua orang tua dapat menghilangkan kesulitan yang sedang dialami yaitu melalui cara beramal saleh. Ini menunjukkan bahwa melalui berbakti kepada orang tua yang pernah kita lakukan, dapat menghilangkan kesulitan. Banyak sekali kesulitan yang dialami seseorang karena berbuat durhakakepada kedua orang tua. Bagaimana beratnya orang tua kita yang telah bersusah payah megurus anak-anaknya. Walaupun si anak sudah bekerja sehari semalam atau hendak membalas dengan perbuatan apapun tidak akan pernah terbayar dengan jasa orang tua kita mengurs kita sewaktu kecil.

4. Dengan bersilaturahmi kepada orang tua, seseorang akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur sebagaimana dalam hadis dinyatakan.

Artinya : “Barang siapa yang suka diluaskan rezeki dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari)

Ketika bersilaturahmi, kita harus mendahulukan silaturahmi kepada orang tua sebelum kepada yang lain. Banyak diantara kita yang sering bersilaturahmi kepada teman-temannya, tapi jarang atau bahkan tidak pernah bersilaturahmi kepada orang tuanya sendiri. Sesulit apapun keadaannya, kita harus tetap berusaha untuk bersilaturahmi kepada orang tua

5. Balasan berbakti kepada orang tua yaitu akan dimasukkan ke surga oleh Allah SWT. Selain itu, jika seorang anak berbuat baik kepada orang tuanya, Allah akan menghindarkannya dari berbagai malapetaka. Sebaliknya, dosa-dosa yang Allah segerakan azabnya didunia diantaranya adalah akibat berbuat zalim dan durhaka kepada orang tua. (lihat QS Al Ankabut : 8, Maryam :12-15&30-34, Ibrahim : 40-41, Asy Syuara ; 87-88, dan An Nahl : 19)

Bentuk bentuk berbakti kepada orang tua, antara lain dapat dilakukan melalui cara berikut ini

1. Berakhlak baik kepada keduanya. Di dalam hadis nabi SAW disebutkan bahwa memberi kebahagiaan kepada seorang mukmintermasuk sedekah, lebih utama lagi jka kegembiraan tersebut diberikan kepada kedua orang tua kita
2. Berkata kepada keduanya dengan perkataan yang lemah lembut atau berbicara dengan perkataan yang mulia kepada orang tua
3. Tawaduk (rendah hati) atau tidak boleh bersikap sombong karena sewaktu lahir kita berada dalam keadaan hina dan membutuhkan pertolongan orang tua kita
4. Memberi infak atau sedekah kepada kedua orang tua
5. mendoakan kedua orang tua sebagaimana ayat “rabbirhamhuma kama rabbayani shagira.” (Wahai Rabb-ku, kasihilah kedua orang tuaku, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil). Seandainya orang tua belum mengikuti ajaran Islam dengan benar atau berbuat syirik atau bid’ah, kita tetap harus berlaku lemah lembut kepada mereka, meskipun dengan tidak mengikuti jalan mereka.

Apabila kedua orang tua telah meninggal, yang harus kita lakukan adalah memohon ampun untuk mereka kepada Allah SWT dan minta ampun dengan taubat nasuha bila kita pernah berbuat durhaka kepada keduanya diwaktu mereka masih hidup, kemudian membayar hutang-hutangnya, selanjutnya melaksanakan wasiat yang sesuai dengan syariat dan menyambung silaturahmi kepada teman atau kerabat mereka.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa berbakti kepada kedua orang tua yang berusia lanjut adlah kesempatan yang paling baik untuk mendapatkan pahala dari Allah, mempermudah rezeki dan menjadi jembatan menuju surga. Oleh karena itu, sungguh rugi jika seorang anak menyia-nyiakan kesempatan yang paling berharga ini dengan mengabaikan orang tuanya sehingga menyebabkan dia tidak masuk surga.

C. Perilaku Optimis

Setiap manusai akan selalu diuji keimana dan kepribadiannya. Dengan segal keurangan dan kelebihan dirinya, manusia senantias menghadapi peluang dan tantangan. Tidak jarang kegagalan dijumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan sepanjang hidupnya. Bila peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal, potensi, kekuatan atau kelebihan dirinya, seringkali menimbulkan rasa optimis. Sebaliknya, apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai, biasanya seorang mudah merasa pesimis.

Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Dengan sikap optimis, seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan di duni maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat: lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah pula kamu bersedi hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 139)

Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh stiap manusia, khusunya seorang muslim. Karena dengan optimis, seorang muslim akan selalu berusah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keikhlasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.

Hadis nabi Muhammad menyatakan.yang artinya : “Dari abu hurairah ia berkata, telah bersabda rasulullah SAW, mukmin yang kuat akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu ada kebaikan, beringinlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat.” (HR Bukhari)

Dari ayat dan hadis tersebut diatas, kita harus yakin, mantap dan tidak ragu-ragu atau bimbang jika mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan segala cita-cita yang sesuai dengan jalan-Nya. Allah tidak menyukaiorang-orang yang berputus asa atau lemah karena sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan. Akan tetapi, optimis tanpa perhitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang dapat dibenci Allah. Sikap pesimis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang pesimis pasti akan merasa hidupnya selalu penuh dengan kesulitan. Ia selalu merasa dalam ketidakberdayaan mengahadapi masa depan. Sikap seperti ini sangat dibenci oleh Islam. Islam sangat mendorong sikap optimis dan mengcam sikap pesimis.

Ada 6 hal yang dapat membangkitkan sikap optimis dalam kehidupan kita yakni sebagai berikut.

1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu

2. Tata kembali target yang ingin kita capai

3. Pecah target yang besar menjadi target-target kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya.

4. Bertawakal kepada Allah SWT setelah melakukan ihtiyar

5. Langkah terakhir, kita perlu mengubah pandangan kita terhadap diri dan kegagalan

6. Yakinkan bahwa Allah SWT akan menolong dan memberi jalan keluar

Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mencapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalm hidup di dunia dan akhirat. Dengan adanya sikap optimisme dalam diri setiap muslim, kinerja untuk amal akan meningkat dan persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik. Doa, ihtiyar dan tawakal harus senantiasa mengiringi karena hanya denngan kuasa-Nya apa yang kita inginkan dapat terwujud. Maka, tumbuhkan selalu sikap optimisme dan harapan sebagai energi hidup agar tetap menyala, bersemangat, tidak kenal menyerah dan yang terpenting adalah yakinlah dengan pertolongan Allah SWT. (selanjutnya lihat QS Al Insyirah : 5-6, Al baqarah : 147, Az Zumar : 39 dan At Talaq : 2-3)

D. Perilaku Dinamis

Dinamis dapat diartikan sebagai satu keadaan yang selalu bergerak, tidak pernah diam, tidak statis. Seseornag yang dinamis adalah seseorang yang tidak kenal putus asa dalam mencapaui tujuannya. Sikap dinamis ini memacu manusia pada kemajuan dan perkembangan. Allah SWT berfirman. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Dan (Dia telah menetapkan) kuda, bagal dan keledai agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS An Nahl : 8)

Melalui ayat tersebut, Allah telah mengisyaratkan kepada manusai untuk berfikir, merenung dan menghasilkan inovasi-inovasi seperti menciptakan tekhnologi mutakhir dan menjadikan tekhnologi itu sebagai perhiaan, kebanggaan dan kemudahan bagi manusia. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “(1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia dalam kerugian. (3)Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling berwasiat dengan kebenaran, dan berwasiat dengan kesabaran.” (QS Al Asr : 1-3)

Di dalam ayat tersebut, Allah menyarankan kepada manusia untuk mempergunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Meskipun waktu itu sangat sempit, apabila dipergunakan dengan baik niscaya waktu yang sempit itu akan menjadi waktu yang sangat berharga. Salah satu memanfaatkan waktu adalah dengan terus berusaha atau berkarya untuk mencapai tujuan, tak pernah putus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis selalu berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis terus berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa. Firman Allah SWT. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “(Sesungguhya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. )Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. dan orang-orang yang di dalam hartanya tersedia bagian tertentu. “ (QS Al Maarij :19-24)

Kesulitan yang dihadapi, bukan untuk ditakuti atau dihindari. Akan tetapi, kita harus berusaha agar kesulitan itu menjadi sebuah tantangan dan peluang. Kita harus terus bergerak dan berusaha untuk kreatif dan inovatif. Allah SWT menyatakan lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)

Dalam firman Allah SWT yang lain dinyatakan. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Kebenaran itu adalah dari tuhanmu. Karena itu jangan sekali-kali engkau tergolong orang yang ragu-ragu.” (QS Al Baqarah : 147)

Manusia yang baik adalah manusia yang berprestasi lebih baik dari hair kemarin. Dan manusai yang buruk adalah manusia yang sama, bahkan lebih buruk dari hari kemarin. Maka berusahalah untuk menjadi manusai yang senantiasa berusaha ke arah kebaikan.

E. Berpikir Kritis

Allah SWT menciptakan manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Manusai memiliki akal (rasio) dan rasa sehingga dengan akal itu manusai mampu berfikir dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Orang yang tidak mau mempergunakan akalnya adalah orang yang di murkai oleh Allah. Allah SWT memerintahkan agar setiap muslim senantiasa hati-hati, teliti dan kritis terlebih dahulu sebelum mengambil suatu tindakan. Allah SWT senantias mengetahui apa yang tersimpan di dalam pikiran dan perbuatan hambanya, dan dia akan memberi balasan yang setimpaldengan hal tersebut, baik ataupun buruk

Proses berfikir dan semangat untuk terus mencari solusi atas suatu permasalahan merupakan sesuatu yang harus selalu dipelihara. Semua masalah yang timbul dari dalam dan dari luar merupakan pemicu seseorang agar senantiasa berfikir untuk dapat menyelesaikan masalahnya tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang atau akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapoat memecahkan masalah tersebut

Setiap orang mempunyai pola pikir berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secra kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Oleh karena itu, manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa berpikir bagaimana menjadikan hidupnya lebih baik, tentram dan mampu menjalani semua masalah sepelik apapunyang diberikan kepadanya.

Banyak orang yang cenderung malas untuk memikirkan penyelesaian masalah yang sedang mereka hadapi atau menghindar dari persoalan tersebut. Mereka menganggap hal itu adalah cara yang paling efektif untuk membuat mereka tenang. Akan tetapi, mereka sebenarnya merasa resah karena solusi dari masalah tersebut belum mereka dapatkan.

Seseorang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya sesuai dengan tuntunan Allah diantaranya menunjukkan sikap sebagai berikut.

1. Mengingat Allah setiap saat.

2. berpikir positif dan menyadari bahwa dibalik semua kejadian pasti memiliki hikmah sehingga tidak ada yang sia-sia

3. Meyakini bahwa Allah telah mengatur segala ciptaanya demi kesejahteraan manusia

4. Memilih yang terbaik berdasarkan hasil musyawarah

5. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap kejadian yang dialami

6. Senang berbuat baik untuk sesama manusia

7. Rajin melaksanakan salat

8. meyakini akan adanya kehidupan akhirat

Beberpa ciri orang yang memiliki perilaku suka berpikir kritis antara lain sebagai berikut.

1. Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al Hujarat : 6)

1. Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
2. Dapat menelaah atau menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
3. Berani menyampaiakn kebenaran meskipun berat dirasakan. Al Qur’an menyatakan lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS Al Ahzab : 70) lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Asr : 3) lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Maidah : 8)

1. Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan duniwi
2. kebencian terhadap suatu kaum tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil
3. Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.
4. Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran dan kebahagiaan. Ketidak adilan hanya akan menimbulkan hal sebaliknya

F. Mengendalikan Diri

Manusia diberi akal dan hawa nafsu oleh Allah SWT, dua hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya sehingga manusia disebut makhluk paling sempurna. Seringkali hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan sehingga setiap orang harus mampu mengendalikannya. Hawa nafsu dapat membawa kebaikan selam ia mampu diarahkan, tetapi akan menjerumuskan kepada kejahatan bila dibiarkan tanpa arah yang jelas. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Maka pernahkah engkau meelihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesaat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberikan petunjuk setelah Allah (membuarkan sesat). Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS Al Jasiyah : 23)

Banyak orang yang meninggalkan petunjuk yang baikdan menuruti kemauan hawa nafsunya dan menjadikannya sabagai tuhan yang ditaati selain Allah. Betapa tidak, karena apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsu tersebut dia akan segera lakukan tanpa malu dan segan sehingga tidak takut untuk melakukan kejahatan dan kezaliman. Mereka tidak takut kepada Allah, apalagi kepada sesamanya. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang telah dilakukannya

Orang yang menurut hawa nafsunya sangat dimurkai oleh Allah dan disamakan dosa dan bahayanya orang-orang yang menyembah berhala dan memuja benda-benda yang ada dibumi.

Nafsu mengandung ketertarikan sahwat untuk mencari kelezatan jasamani dan rohani sehingga mudah menerima godaan dan bujukan setan. Nafsu manusia ada tiga macam yaitu sebagai berikut.

1. Nafsu amarah yaitu nafsu yang menyuruh kepada keburukan

2. Nafsu lawanah yaitu nafsu yang suka mencela atau mengecam

3. Nafsu mutmainnah ayitu nafsu yang tenang dan tentram

Apabila nafsu manusia mengikuti sahwatnya, inilah yang disebut nafsu amarah. Apabila nafsu itu telah melakukan hal yang buruk , hadirlah nafsu lawamah yang mencela dan mencaci perbuatan buruk yang dilakukannya karena mengikuti nafsu sahwatnya. Apabila nafsu itu telah menyesalatas perbuatan jahat yang dilakukannya, perasaan itu timbul dari nafsu mutmainah . Didalam surat Al Baqarah : 169 Allah berfirman. lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya :“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji. Dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah : 169

Allah berfirman dalam surat lainnya lihat Al-qur,an on line di gogle

Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS Yusuf : 53)

Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan yang artinya : “Orang yang kuat bukanlah orang yang jagoan dalam gulat, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR Muttafqun Alaih)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar