Selasa, 29 Maret 2011

Peningkatan Kemampuan Bermain Drama

Pembelajaran bermain drama bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memerankan tokoh drama dengan

memperhatikan penggunaan lafal, intonasi, nada/ tekanan, dan ekspresi yang sesuai dengan karakter tokoh. Berdasarkan pengamatan

awal, telah diperoleh data bahwa pembelajaran bermain drama adalah materi yang sulit diajarkan karena keterbatasan waktu jika

harus diajarkan di kelas, guru yang kurang berkompeten dalam pembelajaran drama, kurang adanya kerjasamanya antara guru dan

siswa, atau siswa dengan siswa, dan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam memberikan materi drama dan tidak

memberikan praktik secara langsung kepada siswa, sehingga siswa kesulitan dalam memerankan tokoh drama, kesulitan dalam

mengucapkan dialog yang benar, dan kesulitan dalam menghayati karakter atau berekspresi.

Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik pemodelan dapat meningkatkan kemampuan bermain drama siswa

kelas V SD Negeri Karangsono 02 Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar khususnya pada tahap latihan dasar, tahap latihan

pemeranan dengan membaca naskah, tahap latihan pemeranan dengan berdialog lepas naskah, dan tahap pementasan. Adapun tujuan

penelitian adalah untuk meningkatkan kemampuan bermain drama siswa kelas V SD Negeri Karangsono 02 Kecamatan Kanigoro

Kabupaten Blitar.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian tindakan kelas. Rancangan

penelitian disusun dalam satuan siklus yang meliputi perencanaan (penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Penetapan subjek penelitian didasarkan pada hasil analisis studi pendahuluan dan prates yang dilakukan

oleh peneliti.

Pembelajaran dilakukan sebanyak dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan selama empat kali pertemuan yang terdiri dari

empat tahap, yaitu (1) Latihan dasar, berupa kegiatan yang berorientasi pada latihan pernafasan, latihan vokal, latihan gerak/

kelenturan tubuh, dan latihan konsentrasi, (2) Latihan pemeranan tahap membaca naskah, berupa kegiatan yang berorientasi pada

berlatih membaca naskah drama dengan memperhatikan kelancaran membaca, intonasi, vokal, nada/ tekanan, dan ekspresi/

penghayatan, (3) Latihan pemeranan tahap berdialog lepas naskah, berupa kegiatan yang berorientasi pada latihan mengucapkan

dialog dan memerankan tokoh drama tanpa membawa naskah dengan memperhatikan intonasi, vokal, nada/ tekanan, lafal, dan

ekspresi/ penghayatan, (4) Pementasan, berupa kegiatan mementaskan naskah drama yang telah dipelajari dengan memperhatikan

intonasi, vokal, nada/ tekanan, lafal, dan ekspresi/ penghayatan yang sesuai dengan karakter tokoh dalam naskah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik pemodelan, kemampuan siswa dalam bermain drama dapat

ditingkatkan. Efektivitas penggunaan teknik pemodelan ini dapat diketahui dari peningkatan nilai yang dicapai siswa dalam

melakukan latihan dasar, membaca naskah drama, berdialog dengan lepas naskah, dan memerankan tokoh dalam pementasan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan pada guru untuk menggunakan teknik pemodelan dengan lebih kreatif dan

inovatif sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswanya dalam bermain drama. Kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan di

lingkungan sekolah juga disarankan memberikan dukungan dan fasilitas yang memadai kepada guru untuk melakukan kerja sama

1dengan para peneliti dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi calon peneliti yang ingin

menggunakan dan mengembangkan teknik pemodelan, diharapkan dapat mengembangkan metode pembelajaran pada kompetensi

dasar pembelajaran sastra yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar